Selasa, 30 Desember 2014
Ramalan Jayabaya
Apakah Anda percaya dengan ramalan??
Tentu jika ditanya seperti itu maka jawaban antara satu orang dengan yang lainnya berbeda. Ada yang percaya dan ada juga yang tidak. Bicara tentang ramalan sendiri, tidak seluruhnya memang terbukti dan bahkan ada yang sama sekali omong kosong, dan ada juga yang memang benar-benar terjadi.
Negeri ini memang memiliki banyak sekali budaya dan mitos yang berkembang di kalangan masyarakat. Salah satu mitos kuno yaitu mengenai ramalan yang datang dari salah satu tokoh terkenal di kerajaan Kediri yakni Prabu Jayabaya. Pria bergelar Sri Maharaja Sri Warmmeswara Madhusudana Wataranindita Parakrama Digjayottunggadewanama Jayabhayalancana itu konon melahirkan sebuah kitab ramalan yang dipercaya banyak orang dari generasi ke generasi sebagai kunci peradaban Negara INDONESIA.
Ramalan Jayabaya dipercaya dibuat sendiri oleh Prabu Jayabaya, raja dari Kerajaan kediri.
Asal-usul utama serat ramalan Jayabaya dapat kita lihat di Kitab Musasar yang digubah Sunan Giri Prapen.
Banyak yang meragukan keaslian ramalan itu. Tapi, pada bait pertama Kitab Musasar menguatkan bahwa ramalan itu dibuat sendiri oleh Prabu Jayabaya.“Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, musuh takut dan takluk, tak ada yang berani.” bait pertama Kitab Musasar.
Namun, Kitab Musarar yang ada kini diyakini hasil karangan Sunan Giri Perapan (Sunan Giri ke-3) yang di kumpulkannya pada tahun Saka 1540 = 1028 H = 1618 M.
Meski demikian, Ramalan Jayabaya mengandung arti yang sangat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia di kehidupan saat ini dan mendatang, sebab sebagian besar isi ramalan itu sudah terwujud saat ini dengan munculnya berbagai pertanda.
Dari Kitab Musasar diketahui ada 200 lebih isi ramalan itu.
Berikut Ramalan Jayabaya khusus mengenai wanita yang terwujud saat ini:
1. Wong wadon nganggo pakeyan lanang(Orang perempuan berpakaian laki-laki).
2. Wong wadon ilang kawirangane(Perempuan hilang malu).
3. Akeh wong wadon ora setya marang bojone(Perempuan tidak setia pada suaminya).
4. Akeh ibu padha ngedol anake(Ibu tega menjual anaknya sendiri).
5. Akeh wong wadon ngedol awake(Banyak perempuan jual diri).
6. Wong Wadon nunggang jaran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar